Sebelumnya saya mengucapkan terima kasssssih banyak kepada saudara Muhib, karena andalah oase ditengah gersangnya padang pasir, hujan ketika paceklik, buah tiin saat musim dingin dan syakhonah (pemanas air, red) ketika gas kompor sudah habis. Ya, pokoknya begitulah, metafora kebaikannya gak akan habis kalo disebutkan satu-satu.
Bayangkan saja, saudara-saudari semuanya, disaat saya (mengeluh) kelaparan, dia mengajak saya makan dengan lauk yang lumayan “Wow!”. Setelah itu, kami mampir ke tempat pembelian aneka juz, dan sekali lagi, dia membayar jus saya! Terakhir, ketika saatnya berpisah jalan, padahal saya sudah menolak-nolak dari awal (“Aduh hib, syukron banget! Tapi bener, masih ada duit kok. Kalo masih recehan mah masih ada, ada yang lebih gede ngga?”) tetap aja. Sambil berjabat tangan hangat, dengan liciknya dia berhasil menyelipkan beberapa puluh pon di tangan saya, lantas berbalik cepat dan berjalan tergesa sampai hamper ditabrak mobil, tanpa menoleh sedikitpun ke saya. Wah, saya yang punya automatic-response terhadap segala hal yang menyegarkan ‘kantong’, ngerti banget kalo gak boleh ngelepas salah seorang sahabat seperti ini dengan keadaan tanpa hirau seperti itu (Bayangkan saja, hampir saja dia tertabrak gara-gara tidak menoleh sama sekali. Sekali lagi dia nyebrang, gak bisa bayangin kalo tertabrak beneran!).
“Hib! Thanx ya!”
Kukuh. Seperti baja, tetap menatap lurus. Nah kan, sekarang nabrak orang.
“Hib! Thanx ya! KAPAN—KAPAN AKU GANTI!”
Ah, akhirnya dia menoleh. Sambil melambaikan tangannya, dia tersenyum. Oh, alangkah baiknya dia Ya Rabb. Semoga bisa bertemu lagi ntar, amin.
Gak banyak yang bisa diceritakan hari ini, kecuali satu hal yang terkadang membuat saya merenung. Dari pagi, entah kenapa, mungkin gara-gara begadang semalam suntuk dan paginya banyak suara-suara halus yang memekakkan telinga, ada satu hal rutin yang tidak bisa dilakukan. Sama sekali. Sesuatu yang membuat keadaan tubuh serba gelisah, pikiran tak terarah, ragu yang serba bergeliat kesana-kemari, juga rasa depresi yang naik-turun tak dapat dimengerti. Sesuatu indah yang berasal dari kematangan diri dan mental yang tertata apik, disambung dengan makanan 3mpat sehat lima sempurna. Sesuatu yang terasa enggan saat dilepas pertama kalinya, tetapi hati bagaikan tumbuh mawar jika sudah terbuang. Sesuatu yang sangat dinanti-nanti, diharap-harapkan oleh orang lain kepada kita, terutama saat mereka mulai mencium gelagat yang tak enak dan bau parfum yang berlebihan.
Itulah engkau, wahai Boker. Mengapa dikau tak kunjung datang pagi ini?
Lama menunggu, dari pagi berganti siang, siang ditraktir orang, nambah suplai ampas di perut, sore tiba, tetap tak ada kabar. Dimanakah gerangan dirimu? Aku disini berharap-harap cemas, panas dingin tak menentu, setia menantimu. Hiks.
Sampai akhirnya, tibalah saya di sebuah masjid. Setelah melepas sepatu dll, pergi ke tempat wudlu, disitulah peristiwa ajaib terjadi.
Ada sebuah cermin. Ada sebuah wajah yang sudah lagi tak asing. Lama saya mematung. Terdiam. Ternganga akan sebuah fenomena yang menurut saya, sangat tak masuk akal. Ternyata saya tambah ganteng ya, alhamdulillah, hohoho.
Saat itulah keajaiban itu terjadi. Ada gejolak panas yang menjalar di perut. Bagaikan lava yang meletup-letup, atau knalpot yang tersumbat dengan gabus, rasa itu sangat terasa hebat. Indah, sekaligus menegangkan. Ini dia!
Langsung saja saya menghamburkan diri ke *PIIIP*, membanting pintu, membuka *PIIIP*, menggantungkannya, lantas mendudukkan *PIIIP* diatas *PIIIP* dan …. Ada roket baru meluncur! Eureka!
Kesimpulannya, saya agak percaya karena cermin ajaib itulah, akhirnya ampas tubuh terbuang juga. Sepanjang perjalanan dari pagi, sampai akhirnya cermin ajaib tersebut memesona saya, gak ada sensasi-sensasi menggelitik gimanaaa gitu di perut. Pasti gara-gara tuh cermin, akhirnya bisa boker juga. Keren kali lah, oke, saya pastikan kapan-kapan mampir lagi untuk menyaluti dia. Yosh!
6 comments:
kirain,,, ada adventure apa gitu dirimu. Mislanya di culik ma alien trus dikembalikan dalam bentuk onta. Ternyata, malah nyusahin temennya hakhakhakhak
December 14, 2010 at 9:23 AMBeruntung bagi mu dapat temen kyk muhib, tapi musibah bagi dia temanan ma lo Gak hihihihihi *gagak ngamuk*
Wah,, kayaknya tiap lo sembelit, mending lo berkaca Gak. kayaknya perutnya lgsg kaget mendapat informasi dr matanya *astagfirullah, kata matanya) di respon ma otak *ALERT!!!! ALERT!!!* trus langsung deh perutnya mules setelah peringtaan otaknya. Sungguh metode yg bagus nak :O
oh, rilex, sy brsyukur bnget pnya tmen sprti dia. Palagi si muhib, gtu loh. Logisny kn gtu :D
December 14, 2010 at 2:07 PMWhat the..? Ah, yeah, maklum, otak ini agak snsitif melihat diri brtmbah keren, shingga mlancarkan peredaran darah yg sblumny tegang. Mngkin begitu ;)
Huehehehe... inti dari posting ini ternyata adalah *PIIIP*, siaulll, kirain adventure apaan Rax, hwahahaha!!!, tapi bener deh, penyampaiannya sangat keren, bener kata temen Shin-kun, si Sari, otak loe memang seksi, ihihi...
December 21, 2010 at 4:45 AM*kunjung balik donk Rax, kangen gw ma komen2 elu :D*
*geal geol ala balerina*
December 25, 2010 at 10:34 AMTerima ksih 4 compliment, sy memang seksi kok. Muah..:D *wakaka, jst kdding*
ah, btw, regarding Sari, kmn lg dia? kok ngilang? ad mslah y?
hahahahaha...
December 26, 2010 at 9:56 PMkirain cermin ajaib itu cerita tentang apa..ternyata boker!:p
kamu memang heibat menyusun katakata :D
salam kenal yah...butuh saran nih untuk blog aku...
January 5, 2011 at 4:05 AMhttp://f4dlyfri3nds.blogspot.com
Post a Comment