Tonggak hati berlari, dalam irama kecapi
Puas mata menelanjangi,
dinding membisu pilu
Keluh dan luka tersamar topeng tebal
walau gemuruh canda terus menyayat
Kasar...
Lirih, dalam geraknya dia menangis
Laba-laba memasung diri
dalam rumah bujur sangkar
Baginya, semua rasa tertumpah
satu waktu
Tidak ada ironi pahit
Jika terus menari...
dan dia selalu menari
0 comments:
Post a Comment