My great apologize 4 y'all...
Karena sekarang lagi aku lagi mengejar (bukan dikejar) beberapa deadline....maaf jika untuk sementara ini masih belum dapat mampir ke rumah para sahabat blogger sekalian. Karena ya...gitu deh. Susah jadi orang terkenal. Kemana-mana HP gak pernah diem, udah di-silent masih aja getar-getar geli gimanaaa gitu di saku. Pas diangkat? Pasti tugas baru! Bleh! Belum lagi harus banyak keluar duit untuk pulsa...nelpon n nagihin tugas para kru...*barfing blood!*
Yah....begitulah mantepnya hidup dengan alam. Terikat diantara dua benua, benua penuh dengan makhluk bernama manusia dan satu lagi benua Utopia, haha :D! Anyway, untuk sementara aku hadirkan sebuah sajak untuk menemani pagi anda di hari yang cerah ini (dan juga menggambarkan kerepotanku sekarang). Sajak ini pernah dibacakan di sidang KPK beberapa pekan lalu, have a great day!
Sajak Negeri Para Bedebah
Oleh : Adhie M Massardi
Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit, burung-burung kondor menjatuhkan bebatuan menyala-nyala
Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah ?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau menjadi kuli di negeri orang
Yang upahnya serapah dan bogem mentah
Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedangkan rakyatnya hanya bisa pasrah
Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya
Maka bila melihat negeri dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi, dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan.