Saat bercengkrama dengan sebuah ideologi, manusia membutuhkan sesuatu untuk
dicengkram. Sesuatu yang represif, lugas, simple, praktis, ekspresif, ekslusif
dan otomatis dimaklumi oleh orang lain. Namun, alangkah dahsyat bagaimana tanda
tangan antara satu sama lain, sering terdapat perbedaan. Dalam setiap garis
lengkung, kurva, lurus, setengah lingkaran, menikuk tajam, masing-masing
terdapat sebuah idealisme simbolis yang diungkapkan dengan tanda tangan.
Tapi tidak cukup dengan itu saja. Saat sebuah ideologi tersebut hadir agar dikenal orang banyak, tanda tangan sebagai ikon pribadi tidaklah cukup. Harus ada sebuah ikon pengganti, ikon khusus yang berkarakter, mudah diingat, umum dan praktis. Sama halnya dengan benda kecil mungil yang sering digandrungi para wanita. Seorang kawan pernah bertanya, “Mengapa selama ini intan, permata, mutiara, atau emas adalah sesuatu yang sangat berharga dan digila-gilai oleh banyak orang? Bukankah masih banyak benda-benda lain yang tak kalah indah, susah didapat, dan progresi pembuatannya pun sulit?”
Benda-benda itu, kawan, merupakan simbol aristokratik yang unik, elegan dan
memberi pengertian berbeda dari sudut mana orang memandangnya. Logam mulia
tersebut dianggap luapan perasaan yang dihibahkan oleh seseorang kepada orang yang
terkasih, sebagai kado dan tanda bukti atas rasa sayangnya. Seorang kolektor,
sanggup meniti perjalanan mengitari 5 benua hanya untuk mencari Heart of
Eternity, The Allnatt atau Wittelbasch dan sanggup
menggadaikan 50% dari propertinya untuk itu. Mengapa wanita menyukai intan atau
berlian? Karena di mata mereka, logam-logam mulia tersebut adalah ‘Pemanis’
bagi tubuh mereka.
Tapi tidak cukup dengan itu saja. Saat sebuah ideologi tersebut hadir agar dikenal orang banyak, tanda tangan sebagai ikon pribadi tidaklah cukup. Harus ada sebuah ikon pengganti, ikon khusus yang berkarakter, mudah diingat, umum dan praktis. Sama halnya dengan benda kecil mungil yang sering digandrungi para wanita. Seorang kawan pernah bertanya, “Mengapa selama ini intan, permata, mutiara, atau emas adalah sesuatu yang sangat berharga dan digila-gilai oleh banyak orang? Bukankah masih banyak benda-benda lain yang tak kalah indah, susah didapat, dan progresi pembuatannya pun sulit?”
"Am I sweet enough?" |