The Hope which Lasted as Void
seemed to us like a curtain calls
a bright light which leads a human's right
to abandon all who lost the fight
Their own drizzle, from a memories, to reminisce...
Break a pity, what a low life...
beat you a butterfly couldn't fly high,
or a loner-wolves which dig their heels in,
would The Reaper just strew on the death's hint?
O, solemn of the wind, crack the pressure, bring out all pain!
Songs live forever, they never change, unlike people (1)
strive forward... in the circuit of frustration (2)
Ah, look at the foolish in attempt to the pursuit of happiness!
Forgive thee foolishness in discrediting the silent,
doing a sin, still unwanted to become a sinner (3)
and so expecting the Savior to save them a flavor?
What's good in the things that bring us nothing?
The last hope was thrashed from the youth's hands of the morrow
Note:
(1): rephrased from some manga with some edit, but I forgot what :P
(2): quoted directly from my DS game, but I forgot what :(
(3): rephrased from some Placebo's song with some edit, but forgot the song's title :D
Karena banyaknya sobat blogger yang request kalo saya sering majang puisi bahasa Inggris yang susah dicerna n dipahami, berikut versi terjemahan bebas dari puisi di atas. Walaupun artinya tidak terlalu sama, tetapi tetap dibuat agar maksud dan kesan yang ditujukan sama.
--------------------
Pudar Harapan Terakhir
Pesona lebat hujan menderas
bagi kita, kobar sahut bertalu yang keras
gemerlap cahaya yang terang bersinar
kepada manusia, untuk apa yang benar
--bersama mengusir sepi setelah kalah--
Gerimis itu milik mereka,
tercipta dari kenangan, untuk dihening-ciptakan
Tak perlu simpati itu, acuh saja pada moral hidup
kepak kupu layangnya tak pernah jauh
atau serigala-serigala penyendiri lolongnya mengikat hati,
akankah Pencabut Nyawa tebar tanda-tanda pengarah mati?
O, himne Sang Angin, lekas pecah apa yang menggerah, biar hilang lara batin!
lagu akan selalu hidup, tak akan gantim tidak dengan manusia,
sebagian berputar, melangkah patuh di atas alur frustasi
Ah, lihat Si Dungu berpatah tatih mengejar pagi!
Maafkan si Bebal yang berbantah caci dengan sunyi,
berbuat dosa, tapi enggan mengakui diri pendosa
dan masih berharap pada Sang Penyelemata agar menyimpan
sisa rasa selamat?
Apa bagusnya bermacam cita yang tak membawa apa?
Harapan terakhir terlempar sudah dari tangan-tangan pemuda masa depan