.avatar-image-container img { background: url(http://l.yimg.com/static.widgets.yahoo.com/153/images/icons/help.png) no-repeat; width: 35px; height: 35px; }

"Memento Mori"

What is the PRECIOUS thing you TREASURE most in your LIFE?

"Memento Mori" means:

Remember you are mortal...

Vita brevis breviter in brevi finietur,
Mors venit velociter quae neminem veretur,
Omnia mors perimit et nulli miseretur,

Ad mortem festinamus peccare desistamus.


Sebelumnya saya mengucapkan terima kasssssih banyak kepada saudara Muhib, karena andalah oase ditengah gersangnya padang pasir, hujan ketika paceklik, buah tiin saat musim dingin dan syakhonah (pemanas air, red) ketika gas kompor sudah habis. Ya, pokoknya begitulah, metafora kebaikannya gak akan habis kalo disebutkan satu-satu.

Bayangkan saja, saudara-saudari semuanya, disaat saya (mengeluh) kelaparan, dia mengajak saya makan dengan lauk yang lumayan “Wow!”. Setelah itu, kami mampir ke tempat pembelian aneka juz, dan sekali lagi, dia membayar jus saya! Terakhir, ketika saatnya berpisah jalan, padahal saya sudah menolak-nolak dari awal (“Aduh hib, syukron banget! Tapi bener, masih ada duit kok. Kalo masih recehan mah masih ada, ada yang lebih gede ngga?”) tetap aja. Sambil berjabat tangan hangat, dengan liciknya dia berhasil menyelipkan beberapa puluh pon di tangan saya, lantas berbalik cepat dan berjalan tergesa sampai hamper ditabrak mobil, tanpa menoleh sedikitpun ke saya. Wah, saya yang punya automatic-response terhadap segala hal yang menyegarkan ‘kantong’, ngerti banget kalo gak boleh ngelepas salah seorang sahabat seperti ini dengan keadaan tanpa hirau seperti itu (Bayangkan saja, hampir saja dia tertabrak gara-gara tidak menoleh sama sekali. Sekali lagi dia nyebrang, gak bisa bayangin kalo tertabrak beneran!).

“Hib! Thanx ya!”

Kukuh. Seperti baja, tetap menatap lurus. Nah kan, sekarang nabrak orang.

“Hib! Thanx ya! KAPAN—KAPAN AKU GANTI!”

Ah, akhirnya dia menoleh. Sambil melambaikan tangannya, dia tersenyum. Oh, alangkah baiknya dia Ya Rabb. Semoga bisa bertemu lagi ntar, amin.

Gak banyak yang bisa diceritakan hari ini, kecuali satu hal yang terkadang membuat saya merenung. Dari pagi, entah kenapa, mungkin gara-gara begadang semalam suntuk dan paginya banyak suara-suara halus yang memekakkan telinga, ada satu hal rutin yang tidak bisa dilakukan. Sama sekali. Sesuatu yang membuat keadaan tubuh serba gelisah, pikiran tak terarah, ragu yang serba bergeliat kesana-kemari, juga rasa depresi yang naik-turun tak dapat dimengerti. Sesuatu indah yang berasal dari kematangan diri dan mental yang tertata apik, disambung dengan makanan 3mpat sehat lima sempurna. Sesuatu yang terasa enggan saat dilepas pertama kalinya, tetapi hati bagaikan tumbuh mawar jika sudah terbuang. Sesuatu yang sangat dinanti-nanti, diharap-harapkan oleh orang lain kepada kita, terutama saat mereka mulai mencium gelagat yang tak enak dan bau parfum yang berlebihan.

Itulah engkau, wahai Boker. Mengapa dikau tak kunjung datang pagi ini?


~{x-Penasaran? Langsung aja klik judulnya untuk artikel lebih lengkap...-x}~

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Software