Jika membahas cinta pasti tidak ada habisnya. Cinta juga subjektif, berbeda perspektif sesuai karakter orang yang menyikapi. Yang jelas, saya sempat tersentak dengan sebuah kalimat dalam film Gundam 00: Trailblazer. Ada sebuah adegan dimana Feldt mengkhawatirkan Setsuna F. Seiei dan melihatnya dari kejauhan, lantas diberi nasehat oleh Sumeragi. Si tante bilang, “Feldt, jika kamu mengkhawatirkannya, maka janganlah pernah berhenti memikirkan dia.”
Nah, ini satu kalimat unik yang menurutku cukup banyak kontradiksi. Dalam kasus dimana rupanya Setsuna tidak mengalihkan rasanya berbalik kepada Feldt, lantas apakah harus Feldt terus menyiksa batinnya dengan memikirkan Setsuna berulang-ulang? Hal ini juga berlaku pada manusa pada umumnya. Coba aku tanyakan, semisal anda menaruh rasa kepada seseorang, tetapi anda sadar bahwa rasa tersebut bertepuk sebelah kaki, apakah anda terus kerap kali memikirkannya kembali? Meskipun pada prosesnya nanti, akan ada orang lain sebagai pengganti?