Fellas! So long since this humble moron (as me in myself, lol) share a little laughable things to enjoy. And do you know what a funniest moments in the world could ever be?
It's our life.
Well, heck with that. Permasalahan yang sering dipermasalahkan dalam dunia intrapersonal adalah berhadapan dengan seseorang bukan dengan bagaimana kita memandang diri, tapi lebih mengedepankan kira-kira apa yang terbaik. Kita gunakan topeng untuk menutupi jiwa.
Jika ingin mengkritik seseorang, alangkah lebih baik untuk bercermin terlebih dahulu kepada diri sendiri. Memang tidak ada manusia sempurna, semua pasti banyak silap, khilaf. Tapi kita ambil sisi positifnya. Semisal, jika kita mengkritik teman satu kost untuk melakukan suatu hal, di mana dia memandang bahwa kita yang memberi saran juga sama tidak melakukan hal tersebut, maka lumrahnya, reaksi apa yang bakal kita dapat kecuali pandangan sinis dan senyum mencibir?
Bukan menyindir. Tapi reaksi itulah yang paling sering kita dapatkan jika mengkritik (atau memberi saran) kepada teman, kawan, keluarga atau siapa lah yang sudah mengenal kita lumayan lama untuk telah mengetahui bagaimana keseharian kita. Mengingikan yang terbaik? Beri impresi yang baik! Ushii nafsii wa iyyakum. Saya menasehati diri sendiri dan kita semua.
Oke, puas sudah cuap-cuap di sini. Intinya memang pandanglah orang lain bagaikan cermin untuk hati. Kalau tidak bisa berlaku seperti itu, percuma. Mata pribadi dalam memandang hidup dan sosialita nantinya hanya terbatas pada apa yang tampak, tidak sanggup melongok sedikit untuk melihat faktor-faktor di balik itu semua.
Intinya, well, to @#$% with you. Saya sudah pernah mengatakan secara langsung kepada pada anda secara pribadi hanya untuk berteriak kepada gema, mungkin inilah saatnya untuk berbagi kepada dunia. Memang setiap orang selalu memiliki satu cara atau yang lain dalam berinteraksi dan kita tidak bisa menghendaki semuanya sesuai dengan keinginan diri. But everyone's critic anyway.
Well, sedikit penutup dari kekaguman yang sangat meluap-luap dari dasar hati ini, ada satu gambar dari salah satu karakter Marvel favorit, Deadpool, yang sengaja saya suguhkan kepada para objek di sana:
Yeah, you are awesome. I'm clapping my hand right now too.
It's our life.
Well, heck with that. Permasalahan yang sering dipermasalahkan dalam dunia intrapersonal adalah berhadapan dengan seseorang bukan dengan bagaimana kita memandang diri, tapi lebih mengedepankan kira-kira apa yang terbaik. Kita gunakan topeng untuk menutupi jiwa.
Jika ingin mengkritik seseorang, alangkah lebih baik untuk bercermin terlebih dahulu kepada diri sendiri. Memang tidak ada manusia sempurna, semua pasti banyak silap, khilaf. Tapi kita ambil sisi positifnya. Semisal, jika kita mengkritik teman satu kost untuk melakukan suatu hal, di mana dia memandang bahwa kita yang memberi saran juga sama tidak melakukan hal tersebut, maka lumrahnya, reaksi apa yang bakal kita dapat kecuali pandangan sinis dan senyum mencibir?
Bukan menyindir. Tapi reaksi itulah yang paling sering kita dapatkan jika mengkritik (atau memberi saran) kepada teman, kawan, keluarga atau siapa lah yang sudah mengenal kita lumayan lama untuk telah mengetahui bagaimana keseharian kita. Mengingikan yang terbaik? Beri impresi yang baik! Ushii nafsii wa iyyakum. Saya menasehati diri sendiri dan kita semua.
Oke, puas sudah cuap-cuap di sini. Intinya memang pandanglah orang lain bagaikan cermin untuk hati. Kalau tidak bisa berlaku seperti itu, percuma. Mata pribadi dalam memandang hidup dan sosialita nantinya hanya terbatas pada apa yang tampak, tidak sanggup melongok sedikit untuk melihat faktor-faktor di balik itu semua.
Intinya, well, to @#$% with you. Saya sudah pernah mengatakan secara langsung kepada pada anda secara pribadi hanya untuk berteriak kepada gema, mungkin inilah saatnya untuk berbagi kepada dunia. Memang setiap orang selalu memiliki satu cara atau yang lain dalam berinteraksi dan kita tidak bisa menghendaki semuanya sesuai dengan keinginan diri. But everyone's critic anyway.
Well, sedikit penutup dari kekaguman yang sangat meluap-luap dari dasar hati ini, ada satu gambar dari salah satu karakter Marvel favorit, Deadpool, yang sengaja saya suguhkan kepada para objek di sana:
Yeah, you are awesome. I'm clapping my hand right now too.
0 comments:
Post a Comment