"We must give to the sorrow that shows us pity...to the pain that teaches us courage...and to the mystery which is a mystery still."
~Anonymous~
translated: "Kita harus berterima kasih kepada 'kesedihan' yang telah menunjukkan kita rasa 'kasihan', kepada rasa 'sakit' yang telah membuat kita 'berani' dan kepada 'misteri' dimana ia masih merupakan 'misteri'.....sampai sekarang"
My comment:
3 hal yang biasanya kita selalu anggap negative, padahal efeknya ternyata gede banget. Dan semuanya merupakan satu koneksi yang saling berhubungan, dalam sebuah limas segitiga paling simetris bernama...
Nah, mari kita bahas dulu yang di atas. Pertama, kesedihan. Siapa sih yang gak pernah sedih? Yang simpel aj deh, misalkan kita kehilangan barang yang kita sangat jaga, atau hasil pemberian dari seseorang yang sangat menyayangi kita, pasti kita merasa sedih, banget malah. Mungkin malah kita mikir, "Wah, gimana nih? Meski tu barang jelek banget, tapi ada 'taste' disana.". Bingung jadinya. (Pengalaman pribadi nih :-p).
Trus, what the maksud dengan 'kesedihan' yang bisa menunjukkan rasa 'kasihan' ??
Ok, lemme tell ya something....sedih itu ada bermacam-macam. Tapi disaat ada seseorang yang bersedih, pasti akan menimbulkan rasa empati dari orang lain yang masih 'normal'. Empati jelas beda dengan simpati, dimana simpati hanya mengedepankan rasa prihatin dan iba, tapi setelah itu sudah, tidak bertindak apa-apa. Sedangkan empati lebih mengutamakan bahwa: "Saya juga turut merasakan apa yang kamu rasakan." Empati disini merupakan rasa simpati, tapi juga turut disertai oleh tindakan naluriah yang menyatakan rasa simpatinya, baik dengan modal bantu ngeluarin duit, ngasih jasa tenaga, ataupun 'bantu-bantu' yang lain. Singkatnya, orang yang bersimpati tidak selalu ber-empati, tetapi orang yang mempunyai rasa empati, pasti didalamnya juga memiliki rasa simpati (dikutip dari sini, nih).
Well, ni sebenarnya cuma nyampein uneg-uneg aj. Keadaannya persis banget seperti saat kita berada di atas sebuah jembatan, yang mana di bawahnya lautan ganas, penuh dengan batu-batu karang. Kemudian kita melihat ada seorang anak kecil yang terjatuh ke laut tanpa sengaja. Nah, kalo pas dalam kondisi seperti itu, kira-kira apa akan kita lakukan? Ngelihatin, dan ngasih sinyal kepada orang-orang lain, tu ad anak kecebur? Well, mo gimana lagi, itulah simpati, dan itu yang paling logis.
"Tapi kan kita juga bisa loncat, trus nyelam sambil nolongin anak kecil tersebut?"
Iya, kalo syukur2 pas jatuh gak kebentur batu karang. Kalo kebentur mah, korbannya bakalan jadi double :-p. Tapi orang-orang yang bertekad loncat, apapun resikonya, itulah empati. Dan sebenarnya, itulah kunci matahati. Kita tidak perlu takut. Mati atau nggak, itu urusan ntar...
Yang kedua, rasa sakit. Clear. No Doubt. Pemikiran seperti ini sering dipake dalam cerita-cerita anime, manga, film, novel ataupun yang lain. Berkisah, saat itu sang hero sedang melawan seorang musuh yang sangat kuat (mungkin ingin menguasai dunia, atau menghancurkan sesuatu gitu, so classical :D), dimana saat itu hampir semua kawan-kawannya sudah tumbang. Kalah duluan, tapi masih tersisa satu orang. Nah, akhirnya kawan yang terakhir itu pun kalah juga, tiba saatnya bagi sang hero untuk kembali bangkit, dengan segenap rasa sakit yang ia rasakan, tetapi berubah di saat ia melihat kawan-kawannya yang lain. Mereka semua sudah kalah. Dunia diambang kehancuran.
Siapa lagi yang bisa mengalahkannya, kecuali kamu, sang hero !
Akhirnya, tetap dengan rasa sakit yang ia dera, berubah menjadi 'keberanian' yang besar hanya untuk mengalahkan 'musuh' di hadapannya, dan terakhir sang musuh pun kalah! :-o
Sangat klasik...tetapi juga sangat inspiratif. Hidup ini sebenarnya sama seperti cerita di atas. Tanpa disadari, banyak waktu, tempat, dan kondisi yang memojokkan kita, menyudutkan kita hingga ke pojok. Apakah kita berubah mengerut seperti jeruk purut, atau malah berbalik menghadang? Apakah kita malah menyembunyikan diri, untuk kemudian tetap terperangkap dalam gelap, atau justru tegap kokoh pasang muka, gertakkan gigi, kepalkan tangan dan berani menghadapi kenyataan, meskipun itu pahit....sangat pahit?
Sudah banyak contohnya. Misal, seorang bapak, dengan tubuh yang tidak terlalu besar, mengangkat sebuah lemari buku selebar 2x3M hanya untuk mengurung seorang maling yang mengancam keluarganya. Seorang pemuda, hanya berbekal dengan 'tekad' dan 'keyakinan' serta tubuh yang baru disiram air, memasuki kobaran api yang menyelimuti sebuah rumah untuk menyelamatkan anak kecil yang terperangkap di dalamnya. Seorang ibu, demi menyelamatkan anaknya, terpaksa memotong tangannya dan melemparnya ke kumpulan singa sebagai umpan, dan hanya berbekal 'keyakinan', rasa sakit itu pun terolah menjadi keberanian. Ia dan anaknya pun selamat (source: here).
Kuncinya apa? if (Empati + Tekad +Yakin) : Rasa Sakit = Keberanian. :D
Terakhir, misteri. Gak banyak yang bisa aq omongin disini, karena ia sendiri masih misteri. Mengapa Tuhan terkadang tidak jujur dan menyembunyikan rahasia-Nya dari kita? Mengapa pula banyak sesuatu yang terkadang lebih baik kita tidak tahu? Maaf, gak bisa nyebutin disini, karena sifatnya misterius...jadi sengaja gak disebutin :-p. Tapi, seandainya kita menyimpan waktu sedikit untuk berpikir....sungguh banyak. Dan betapa, sesungguhnya banyak sekali misteri yang tercampur dalam sejarah dunia, negara, sebuah nama, hidup seseorang yang kita cintai...dan bahkan hidup milik kita sendiri.
Anyway, kita perlu menyimpan rasa terima kasih yang lebih besar, disamping kepada tiga hal ini. Kenapa? Karena masih ada yang lebih berhak, yaitu Tuhan, dimana Dia telah memberikan ketiga hal di atas kepada kita, manusia, untuk berfikir dan merenung lebih dalam.
"Dan kepada manusia, apakah kalian tidak berpikir?"
11 comments:
hore2 pertamax, kalo misteri aq ada rumusnya sob, misteri = (kurangnya pengetahuan + minimnya data)xkurangnya ikhtiar + Ketentuan Rabb.
November 1, 2009 at 5:11 PMyeah classic reason bro,but that's real life..
November 2, 2009 at 2:30 AMexcellent..gw suka tulisan lw ^^
yeah... life is mistery itself...
November 3, 2009 at 5:04 AMwo wow wowo wow..............nice articles........
November 7, 2009 at 4:18 AMi love it much..
Apakah kita malah menyembunyikan diri, untuk kemudian tetap terperangkap dalam gelap, atau justru tegap kokoh pasang muka, gertakkan gigi, kepalkan tangan dan berani menghadapi kenyataan, meskipun itu pahit....sangat pahit.....
Hidup itu berarti harus siap terluka, hidup itu juga memberikan obatnya.
Begitulah rasa hidup itu terluka dan terobati, agar KITA HIDUP TIDAK UNTUK DIAM
kita memang harus bisa menyelami sedikit rahasia kehidupan dari masa lampau untuk menjadikan bahan kita bagi kita untuk bersikap/berprilaku i masa kini dan masa datang.
November 7, 2009 at 9:35 AMsalam
by yosaadi.blogspot.com
just fighting! dont run away from the life :)
November 7, 2009 at 10:44 AMNikmatilah rasa sedih itu, sebelum rasa sedih itu yang menikmati kita *nah loh...*
November 7, 2009 at 2:55 PMIntinya, ya saat sedih, ya nikmati aja pada hari itu. mau nangis kek, mewek *asal jangan bunuh diri*. Keluarkan emosi negatif itu pada hari itu juga *kalo ditahan ntar bisulan loh*. Tapi setelah itu, sambutlah hari esok dengan senyuman.
keep smiling :) met kenal yaaaaaa semua
November 8, 2009 at 8:38 AMkeciknyer tulisan, sakit mataku membaca,,,waaa!!!!
November 14, 2009 at 1:02 AMkereeen... cara kamu nyampein maksud pikiranmu ke tulisan bener2 keren banget, thumbs up for you.
November 25, 2009 at 9:13 AMbtw, pas di bagian heronya, ga tau kenapa mia jadi ingat ma saint seiya hahahahaha
sepertinya ada bakat untuk buat lirik lagu...hehe
November 30, 2009 at 3:47 PMbahasan nya dalem mas...bahasa nya jg enak
Post a Comment