*kepada seorang sastrawan
Ada kawanan tanya dan seru yang selalu bertolak
dari terminal awan menuju pemberhentian fajar
Meski beliung sesaat menutup jarak
tapi bara di kepala tak hentinya menggarang
Selalu dalam perempatan, dalam tekuk silang,
dalam lengkung yang menyisakan bentuk menjadi abjad
Ramai manusia bermuka karang satu-persatu masuk
penuh desak
Masinis tidak pernah tahu, dan tidak pernah ingin tahu
Demi nama anggur dan rembulan yang berabad sudah usang,
Siapalah menetap, siapalah turun cepat
Dalam perjalanan, sebelum pemberhentian fajar
Wagon di belakang masih penuh dengan muatan
dari gerusan pahit kopi menjelma nikmat, bentak lapar
dari tumpukan dua-enam, di balik punggung delapan dan sembilan
dari panas hirup simbol beralih dupa penuhi dinding,
bermantrakan:
"Vice, Dios, Gugar, Cleo!"
Kiri dan kanan, talu genderang dan lantunan gitar menggantikan oksigen para penumpang
Di gerbong paling belakang, kawanan tanya dan seru akan bergeming
Tidak beranjak, kursinya karatan
Di akhir perjalanan, setelah pemberhentian fajar
Ketemu pertigaan, para sekawan memilih berlainan
Sesampai ujung, mereka berbalik:
"Kelak kau ke mana?"
"Kelak aku bagaimana?"
"Kelak aku ke sana!"
Tersungging senyum di raga karena mereka mampu menangkap makna
Tanpa pernah menangkap suara, kawanan itu kembali berjalan
25/3
1 comments:
Oh ini yang kemaren itu hahaha, keren mar :))
March 29, 2015 at 11:24 AMPost a Comment