Ada untaian nada yang lupa terdendang pada sebuah pagi kala pada cermin sang pria berbagi
Ditatapnya pijaran lilin, dalam pendarnya sebuah senyum
Dari sebuah surya yang disekat pada sebuah tangkai berlapis harap
dan toreh kertas putih bertabur sakura di atas meja berserak
Termenung, dia bersolilokui:
"Lagi, dan ini terakhir kali. Seberapa dalam diperlukan untuk melubangi harga diri dan dengan hati-hati menyembunyikan hati dari sebuah tawa manis serenyah gemercik hujan di kolam?
Pesona kemayu bak ratu nirwana turun dari kahyangan yang manis tutur katanya jelmaan Emily kepada Gilbert?
Dan parasnya, dari matanya tirta amarta penjarakan Sinta di kalbu Rahwana?"
Ada jeda setitik, terpisah kekeh kecil dan guratan otot jantung dari ratusan desah panjang
Wajah di balik cermin adalah badut dalam keramaian paling sepi
"Tapi pusat segala semesta letaknya di hati
Lilin-lilin di sana bersemayam
pijar cantik di tengah kelam
Lilin-lilin bertukar arif
Ada yang temaram, sekedar tenggelam
juga meruak, lantas butakan
Semana pantas?
Yang hapuskan dingin di sebuah gelap
Yang berbasuh tabir, tidak mencelakan."
Bagi sang pria dan semburat fajar yang masih ia selimuti
Lilin-lilin itu disimpan
ditunggunya hati-hati, biar tabah tegak menjulang
Lautan cahaya, sempurna mencerahkan
Biar nanti semua padam
Cuma satu lilin untuk pelita hati
Ditatapnya pijaran lilin, dalam pendarnya sebuah senyum
Dari sebuah surya yang disekat pada sebuah tangkai berlapis harap
dan toreh kertas putih bertabur sakura di atas meja berserak
Termenung, dia bersolilokui:
"Lagi, dan ini terakhir kali. Seberapa dalam diperlukan untuk melubangi harga diri dan dengan hati-hati menyembunyikan hati dari sebuah tawa manis serenyah gemercik hujan di kolam?
Pesona kemayu bak ratu nirwana turun dari kahyangan yang manis tutur katanya jelmaan Emily kepada Gilbert?
Dan parasnya, dari matanya tirta amarta penjarakan Sinta di kalbu Rahwana?"
Ada jeda setitik, terpisah kekeh kecil dan guratan otot jantung dari ratusan desah panjang
Wajah di balik cermin adalah badut dalam keramaian paling sepi
"Tapi pusat segala semesta letaknya di hati
Lilin-lilin di sana bersemayam
pijar cantik di tengah kelam
Lilin-lilin bertukar arif
Ada yang temaram, sekedar tenggelam
juga meruak, lantas butakan
Semana pantas?
Yang hapuskan dingin di sebuah gelap
Yang berbasuh tabir, tidak mencelakan."
Bagi sang pria dan semburat fajar yang masih ia selimuti
Lilin-lilin itu disimpan
ditunggunya hati-hati, biar tabah tegak menjulang
Lautan cahaya, sempurna mencerahkan
Biar nanti semua padam
Cuma satu lilin untuk pelita hati
0 comments:
Post a Comment