Suatu hari aku mencoba mengunjungi
seorang dokter, istriku yang mengusulkan. Gara-gara mimpi sialan yang telah
menghantuiku belakangan ini.
Aku tidak tahu apakah dia memang dokter,
dia tidak mengenakan jas dokter yang warna putih itu. Setelan baju yang
dikenakan lebih mirip mahasiswa pengangguran. Ruangan ini juga tidak seperti
ruangan dokter pada umumnya. Ruangan ini memang bersih, dindingnya juga dicat
putih seperti klinik-klinik dokter pada umumnya, tetapi aku tidak menemukan
alat-alat yang seharusnya dimiliki dokter. Yang ada malah lemari besar
berisikan buku, sebuah ranjang dan benda-benda lain entah apa fungsinya.
Yang aku tidak suka dari orang ini,
senyumnya memang ramah, tetapi aku tahu dia hanya mencoba menggoda istriku.
Matanya saat memandang istriku bagai hyena lapar yang sedang memburu mangsa.
Aku tahu karena aku juga lelaki. Berulang kali dia mencoba berkelakar sampai
istriku terpingkal-pingkal, kemudian istriku membalas candaan si dokter dengan
menceritakan beberapa kejadian konyol yang menimpaku, padahal seharusnya itu
rahasia kami. Sepertinya mereka berdua tidak melihat tanganku yang terkepal
kuat sekarang.
Aku menatap tajam ke arah dokter
tersebut. Aku berharap tatapanku mampu menghentikan pembicaraan mereka berdua.
Dokter muda itu sepertinya sadar, dia berpura-pura terbatuk sambil membalikkan
badan. Istriku masih tertawa riang. Sudah lama sekali aku tidak melihatnya
seperti itu. Sangat lama. Aku tidak mau berkata aku cemburu karena jika
seseorang cemburu, dia akan merasakan sensasi dada yang terbakar, pikirannya
hanya dipenuhi rasa amarah dan bahkan dengan kalap dia bisa melakukan sesuatu
yang berbahaya. Aku tidak seperti itu. Pikiranku tetap jernih. Tanganku memang
masih terkepal, tetapi aku tidak memikirkan hal-hal aneh lain. Aku tahu
karakter istriku, dia hanya sedang mencoba mencairkan suasana. Tetapi aku tidak
suka jika dia menjadikanku sebagai bahan lawakan.
Si dokter muda mengambil beberapa lembar
kartu dan memberikannya kepadaku. Dia menjelaskan, di kartu itu tertulis urutan
angka dari urutan paling besar ke paling kecil. Aku disuruh untuk membuka dari
tumpukan paling atas, menghitung angka yang tertulis di kartu dalam hati, dan
meletakkannya kembali ke susunan paling bawah, begitu seterusnya. Katanya, metode
ini adalah salah satu dari sekian banyak metode hipnotis dan hipnotis adalah
cara paling efektif untuk mengetahui arti mimpi seseorang atau menghilangkan
mimpi buruk yang menggangu. Omong kosong, batinku. Dia menyuruhku untuk memulai
membuka kartu dan menghitung. Aku tidak yakin apakah terapi ini akan berhasil,
tapi aku tetap melakukannya.
Waktu terasa berjalan lambat sekali, dan
aku mulai bosan. Istriku melihatku dengan tatapan aneh. Aku tidak pernah
melihat tatapannya seperti itu kecuali dulu, saat aku membawa seorang pria ke
rumah.