"...No one can make you feel inferior without your permission and no one can be as effectively as yourself..."
~ Atticus Finch in 'to Kill a Mockingbird' ~
translate: "Tidak ada seorang pun yang mampu membuatmu minder tanpa seizinmu sendiri dan tidak ada seorang pun mampu menjadi se-efektif n se-cool kamu...kecuali kamu sendiri."
My comment:
Bagaimana rasanya mencampur teh dengan jahe sodara-sodari sekalian? Great...at least that what I feel just now. Karena yang biasanya kita minum teh buat menenangkan hati, menenangkan otak, nah ini malah kepanasan. Sekali lagi...Great! (gak ikhlas). :P
Jadi begini, mo sedikit cuap-cuap tentang kutipan diatas. Banyak teman-temanku kebingungan dan sambil sesekali bertanya ke aku: "Rav, kamu itu pede banget sih?", walau sedikit bego, seru mereka dalam hati. Banyak juga yang bilang, "Kamu tuh muka badak banget tau gak?".
Ada juga yang nanyain, kenapa aku suka banget ma travelling sendirian, pergi malam-malam atau nerima job-job halal gak jelas dari ...well, banyak macam. Apalagi di wilayahku terkenal banyak preman yang suka malakin duit, boro-boro cuman malakin...ada juga yang h******g (sensor)! NOOooOO....
But anyway..."Danger? Hah! I walk on the wild side. I laugh in the face of danger. Ha ha ha ha!". Okay, yang ini terdengar sedikit, umm....narsis. Yeah. Tapi yang aku sugestikan disini, bahwa yang jelas dan teramat penting adalah kita harus tahu situasi, tahu kondisi, tahu lingkungan dan tahu kemampuan bela diri kita sendiri :P.
Berlanjut dari komentar yang aku kutip diatas, sekian lama aku perhatikan, banyak orang merasa ketakutan akan sesuatu yang terkadang muncul tanpa alasan yang jelas. Semisal: orang merasa jijik terhadap ular, mungkin karena pernah melihat ular makan orang di film-film. Jadinya setiap kali dia melihat ular, walaupun ular jinak sekalipun, terus taringnya udah dicabut...tetap aja dia takut. Karena sudah ada impresi di pikirannya bahwasanya ular itu ber-ba-ha-ya.
Sama seperti orang takut serangga. Ambil contoh, seekor serangga yang senantiasa setia hinggap di rumah-rumah kita kebanyakan (kecuali flat-ku sekarang, hahay) yaitu: cockroach!
Ni disamping malah dengan santainya makan kecoak!!!
Itu satu. Aku lihat juga, banyak orang yang kerjaannya serudak-seruduk kaya badak. Kemana-mana selalu hot-blooded. Masa buka pintu harus dibanting? Nyuci piring harus sampe bunyi *prang* *prang* (pecah??!!). Pokoknya kalo ngerjain sesuatu pasti gaduh. Geez...benci sih nggak ya, tapi bosen (mengutip perkataan Iwan Fals saat diwawancarai di Kick Andy) karena udah lama banget ngerasain kayak gini. And, sebenarnya tau kalo dia emang mudah banget naik darah, temperamental. Tapi gara-gara itu, aku juga jadi sering terbawa emosi nih. Untung aja aku selalu inget tiga prinsip yang selalu diajarkan setiap training kempo...biar gampang, aku transliterasikan k Inggris aj y?
COOL!
CALM!
n...CONFIDENCE!
N selalu ingat prinsip api yang tidak bisa dilawan dengan api, karena pasti lebih berkobar. Tetapi siramlah dengan air, maka ia pastilah padam. (Sudah pernah aku bahas di posting sebelumnya, bisa dibaca disini.) Akhirnya sampe sekarang adem-ayem aj, meskipun pernah bentrok mulut sekali-dua kali gitu, but eveything's just fine...:D. Tapi kalo emang ngajak baku-hantam, siapa yang nolak? Tapi jangan sampai....
Itu tadi dua. Sekarang yang terakhir, klimax dari semua yang telah aku bahas diatas.....
Sebenarnya bagaimana kita menilai seseorang, apakah dia teman ataukah musuh? Atau terhadap lawan jenis, apakah dia pantas menerima 'hati' kita atau malah nanti kan melebur lenyap? Bagaimana kita menilai, dialah yang pantas menjadi sahabat, lalu dia yang pantas menjadi teman...dll? Lantas kemudian mucul pertanyaan lagi... Siapakah yang menentukan itu semua? Siapakah yang akan menentukan bagaimana cara kita bersikap, bagaimana cara kita menila orang, bagaimana cara kita menseleksi orang-orang yang masuk dalam kehidupan kita...
kecuali kita sendiri?
Maka, kembali lagi ke seperti apa yang dikatakan Atticus Flinch: "No one can make you feel inferior without your permission and no one can be as effectively as yourself", atau bisa dimengerti secara bebas seperti ini: "Siapa lagi yang bisa menilai lebih akurat dan pasti mengenai apa yang kamu takuti, apa yang kamu senangi, apa yang kamu benci, apa yang kamu sanggup kerjakan, dimana kamu bisa berada lebih nyaman, bagaimana kita menilai orang yang lalu-lalang dalam kehidupan dan bagaimana cara kita bersikap kemudian....kecuali kita sendiri?"
Intinya, untuk mengetahui lebih pasti mengenai cara kita berinteraksi dengan orang-orang...(atau kalo mengambil bahasa bela diri, "Untuk menaklukkan lawan...) maka kunci pertama adalah dengan menguasai diri sendiri. Terbayang gak, enaknya punya temen banyak? Ngambil dari contohku ya, aku punya temen penjual kentang goreng. Setiap aku kesana...pasti diberi diskon (peace, dude! u're the man!), belum kemarin ada pameran informatika...eh, ternyata masuknya harus bayar! Mana lagi gak bawa duit...:( . Tiba-tiba saja ada temen manggil dari belakang, "Woi Rav! Kesini juga? Masuk yo, gue bayarin!". Pa gak lucky tuh?
Tapi kalo banyak musuh? Wah, kemana-mana siap-siap aja pasang tampang galak, mata melotot, adrenalin mengucur deras, setiap hari selalu melangkah dengan perasaan khawatir...dan pulang dengan keadaan lemas. Mau? Tapi ingat, tidak semua orang bisa dijadikan teman...terkadang musuh juga dibutuhkan ("Try to please everybody and you please nobody"), dan dalam mencari teman pun kita harus milah-milih, tapi bagaimana kita bisa menilai dan menseleksi dengan baik? Kembali lagi ke yang tadi...
"to understand the person better, you must understand yourself best...".
Intinya, untuk mengetahui lebih pasti mengenai cara kita berinteraksi dengan orang-orang...(atau kalo mengambil bahasa bela diri, "Untuk menaklukkan lawan...) maka kunci pertama adalah dengan menguasai diri sendiri. Terbayang gak, enaknya punya temen banyak? Ngambil dari contohku ya, aku punya temen penjual kentang goreng. Setiap aku kesana...pasti diberi diskon (peace, dude! u're the man!), belum kemarin ada pameran informatika...eh, ternyata masuknya harus bayar! Mana lagi gak bawa duit...:( . Tiba-tiba saja ada temen manggil dari belakang, "Woi Rav! Kesini juga? Masuk yo, gue bayarin!". Pa gak lucky tuh?
Tapi kalo banyak musuh? Wah, kemana-mana siap-siap aja pasang tampang galak, mata melotot, adrenalin mengucur deras, setiap hari selalu melangkah dengan perasaan khawatir...dan pulang dengan keadaan lemas. Mau? Tapi ingat, tidak semua orang bisa dijadikan teman...terkadang musuh juga dibutuhkan ("Try to please everybody and you please nobody"), dan dalam mencari teman pun kita harus milah-milih, tapi bagaimana kita bisa menilai dan menseleksi dengan baik? Kembali lagi ke yang tadi...
"to understand the person better, you must understand yourself best...".
...Have a warm day!
6 comments:
nyahahahaha Raxen bermuka badak??? pantesan ada cula di jidatnya wkwkwkkwk... o ya, h******g itu apaan? hengkang????
February 9, 2010 at 1:43 AMbtw, daku setuju dg dirimu. Yang bisa menilai baik engga nya orang yg ada disekitar kita untuk dijadikan teman atau lawan ya kita sendiri (begitu juga mereka, bisa menilai kita ini teman atau musuh mereka hehehehe)
soal hantu, emang sih, lebih kejam n mengerikan manusia daripada hantu. Human can kill, ghost just make you scared. Tapi tetep aja, mia ga mau ketemu ma bangsa2 djinn geto. liat laba2 aja dah tereak2 ga kyk kesurupan apalagi liat mbak kunti. Oh my gosh... mending liat Gackt aja dehhh *ngacir bareng gackt*
hahah nice post...
February 9, 2010 at 3:23 PMsalam kenal kang Rav...
memang punya bnyk teman lebih enak daripada bnyk musuh..
g kebayang klo kita punya bnyk musuh n musuhnya tu tetangga kita, teman sekolah atau seluruh orng didunia..harus pasang mata melotot,muka sangar bisa2 bikin otot wajah kaku n perlu dipijitin..tpi ketika mau pijit tu orng musuh kita juga hayo?????akhirnya kita cuma bisa bilang ma tu orng rasanya hidupmu nista banget kang/mbak...
artikelnya bagus,,bisa memberi semangat untuk orang2 yang gak pede dengan dirinya sendiri :D
February 10, 2010 at 9:08 AMyap setuju setuju setuju....
February 11, 2010 at 4:11 AMx>kucing tengil: Yeah, same words here!
February 12, 2010 at 12:22 PMtunggu..tunggu..ini sejarah! sejak kapan kucing takut dengan laba-laba??!
x>kang tejo: Bener kang Tejo! Makanya punya banyak musuh tu gk enak. Kaya habis makan sate gak dibakar, g pake bumbu, g pake gule lagi! nooo....
x>restry: thx! :D
x>yunna: (acung jempol) kasih lima!!
x>Sari n Shin-kun: sorry, komentnya kehapus...asli gak sengaja! mana lom kesimpen lagi....beribu maaf ye :( (dimaafin gak nih?)
musiknya mantap he he
March 13, 2010 at 9:07 AMPost a Comment