Duhai,
sejuk embun tertetes membasahi pagi
daun-daun menari di atas orang mati
Masih kudengar pohon itu berseru
“Mengapa?” sedang matahari meraung panas
menyisakan kata “Apa?” yang bertubi-tubi
menghujam di hati orang-orang
berkelabung hitam, berkelamkan pagi suram
Duhai,
bulan jauh menyisakan sinar, dekat
tampaklah wajah bopeng bagaikan setan
“Inikah rupa manusia?” keluhku
Riak-riak tangis mengalir deras
menusuk berang menggerung di telinga
Tapi tetap tidak ada hati yang paut
sekarang terkatut-katut, besok kalang kabut
0 comments:
Post a Comment